Wahai beach boy yang didalam tubuhmu mengalir darah
istimewa, darah Batak yang ada di pantai Kuta, Jimbaran, Sanur, New Kuta
beach dan beberapa spot lain dimana engkau ngepost, tak kuragukan komunikasi verbalmu dalam menggaet turis untuk hanya sekedar treat you to some drinks
atau yang lainnya. Tak perlu ada yang disalahkan atas lesunya
pariwisata Danau Toba hingga engkau beranjak meninggalkan tempatmu di
Bona Pasogit dan menetap di Bali ini, karna sejatinya kita bangsa
perantau, bangsa pekerja keras berjuang mencari kehidupan.
Walau
selalu acuh dan menutup diri, tapi aku melihat dirimu sangat potensial.
Kemampuanmu itu sangat berfaedah untuk menyuburkan kembali embrio
pariwisata dirumah kita. Mulai kini kita bisa jadi duta untuk
kebangkitan dan tumbuhnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.
Sekali lagi dengan kemampuan persuasimu, ajari aku untuk bersama kita
berujar bahwa ada Eden di Sumatra Utara. Kau tak perlu membandingkan
kualitas Hospitality Bali dan Toba karna tak akan ada spoor
penghubungnya. Di Bali ada Grand Hyatt, Aston, Hard Rock dan akomodasi
berkelas lainnya tapi kepemilikan semuanya dipegang oleh pihak asing.
Kita punya Tuk-tuk dan Tomok yang melegenda, ada Caroline Hotel yang
tertata ciamik, Toba Cottage, Samosir Cottage dan juga Toledo Hotel yang
mampu menampung tamu dalam skala besar, itu semua milik kita. Tak
ketinggalan juga akomodasi –akomodasi skala kecil yang menawarkan tawa,
kenyamanan semacam Marroan, Anju, Hisar dan yang lain. Disini, Orang
Bali menjadi kuli ditanah mereka sendiri, legenda pertanian mereka
dengan subaknya kini hanya sebagai lullaby. Mereka tak
sepenuhnya menikmati apa yang disebut devisa, sebab mereka jadi objek
dari angkuhnya Pariwisata. Hanya pemilik modal asing dan para pemilik
travel yang menikmati apa itu Bali.Tapi kuyakinkan ini tak akan terjadi
ditempat kita, bila kita mulai dari langkah kecil tadi yaitu mengajak
mereka mengunjungi Danau Toba dan daerah wisata lainnya di Sumatra
Utara. Bersama kita akan mulai membenahi apa yang belum ada dan yang
tinggal hany disempurnakan. Mari kita sampaikan Tao Toba Hasudungan,
Tao Toba Nauli menanti mereka untuk dipuaskan.
Kita tak
perlu lagi terbangun dikala dini hari oleh ulah para pecalang yang tak
berpendidikan hanya untuk memeriksa validasi Kipam kita. Kulitmu tak
harus terbakar disengat jahatnya Matahari Bali. Akan sangat nyaman
sekali dirumah sendiri…
Kita tak perlu lagi arak Bali,
sebab Tuak kita lebih menjanjikan, dan akan sangat nyaman sekali
menikmati tubuh-tubuh bule itu disejuknya hawa Danau Toba, daripada
berpeluh ria dipanasnya udara Bali…ha…ha….*Bercanda*
Mari kita mulai dari sini…